mengenal donat sebagai roti goreng yang berlubang di tengah.
Tetapi saat ini donat bisa hadir dalam segala bentuk.
Bahkan awalnya dulu donat berbentuk bulat atau tampil dipilin.
Begitu panjang perjalanan donat, namun kudapan ini tetap bertahan, tetap disuka sampai saat ini.
Bukan hanya sebagai hidangan sarapan, tetapi sudah jadi gaya hidup, disuguhkan di gerai kopi sebagai teman bersantap anak-anak muda yang sedang berkumpul.
Kemudian makin ke sini, donat makin berkembang.
Donat diisi, ditoping, serta diisi dan ditoping.
Bahan yang digunakan untuk isi dan toping betul-betul bebas tanpa batasan.
Baca Juga: Pantas Berminyak, Ini 5 Kesalahan Fatal Menggoreng Donat yang Bikin Hasilnya Jadi Tak Nikmat
Rasa pun dibuat lebih leluasa.
Bukan sekadar manis seperti awalnya, tetapi bisa juga asin, atau asam segar.
goreng donat yang benar, hanya perlu dibalik sekali.
Sebab, membolak-balikkan donat terlalu sering justru membuat donat menyerap minyak berlebih dan jadi bantat.
Donat bisa dibalik saat sudah berawarna cokelat keemasan.
Teknik satu kali balik donat, juga dapat menghasilkan motif seperti cincin yang cantik pada donat.
Api yang besar akan membuat donat cepat cokelat, tetapi belum tentu matang sampai ke dalam.
Api yang kecil akan membuat donat lama matangnya, bisa matang sempurna, tetapi kurang mengembang, dan menyerap banyak minyak.
Sering terlewat, setelah matang donat sebaiknya tidak langsung ditaruh di atas kertas, tetapi diberdirikan dahulu di atas keranjang kawat sampai tiris.