Bungkus Sayur dan Buah dengan Plastik Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan, ini Alasannya
SajianSedap.com - Apakah anda suka membungkus sayur dan buah dengan plastik?
Ada dampak buruk yang akan terjadi jika anda masih dengan kebiasaan lama yakni membungkus sayur dan buah yang kamu beli menggunakan plastik.
Memang hanya hal kecil yang mungkin terlihat sepele, tapi kandungan plastik ternyata bisa berdampak bagi sayuran bahkan bisa membahayakan kesehatan.
Baca Juga: Sering Dianggap Sebelah Mata, Ternyata Merebus Sayur Tidak Boleh Asal-Asalan, ini Alasannya
Tak hanya bahaya terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh plastik, ternyata menyimpan sayuran di dalam kantong plastik juga berbahaya untuk sayuran itu sendiri.
Kira-kira apa ya bahayanya bagi sayuran tersebut?
Penasaran?
Mari kita simak ulasannya.
Melansir laman NDTV Food, setidaknya ada 3 bahaya yang mengintai saat kamu menaruh sayuran di dalam kantong plastik.
1. Membuat sayuran nggak bisa bernafas
Kantong plastik nggak punya pori-pori yang menjadi jalur sirkulasi udara.
Padahal, sayuran juga butuh bernapas dan mereka juga mengeluarkan gas tertentu.
Saat kamu menyimpan sayuran di dalam kantong plastik, mereka akan cepat layu dan tidak segar lagi.
2. Terpapar bahan kimia
Plastik terbuat dari zat sintetis atau tidak alami.
Pada proses pembuatannya, pabrik mengombinasikan beragam jenis bahan kimia.
Nggak jarang beberapa di antaranya bukan bahan kimia food grade dan berbahaya bagi kesehatan seperti bisphenol A dan phthalates.
Saat disimpan di dalam kantong plastik, ada kemungkinan zat kimia ini akan mencemari sayuran.
Penelitian bahkan menyebutkan kalau zat-zat ini bisa berdampak pada kerusakan genetik, pubertas dini, dan perubahan hormon!
3. Tercemar bakteri dan kuman
Kita nggak tahu apakah dalam proses pengolahannya pabrik plastik menjaga kehigienisan produk.
Maka dari itu, sayuran yang disimpan di dalam kantong plastik justru akan rentan tercemar bakteri dan kuman.
Hmmm, masih mau simpan sayuran di kantong plastik lagi?
Artikel Berlanjut Setelah Video Di Bawah Ini :
Sayur yang Ditumis Ternyata Bisa Jauh Lebih Sehat Daripada yang Direbus
Menumis adalah teknik memasak dengan sedikit minyak dan air, biasanya di wajan.
Nantinya makanan yang dihasilkan tidak berkuah atau hanya sedikit kuahnya.
Sementara merebus adalah teknik memasak dengan jumlah air panas yang cukup banyak, lalu bahan makanan dan bumbu dimasukkan ke dalamnya.
Pada umumnya, semua sayuran bisa ditumis maupun direbus.
Banyak orang yang menganggap bahwa sayuran yang direbus menjadi makanan sehat dibanding ditumis karena tidak menggunakan minyak sama sekali.
Namun rupanya hal ini tak selamanya atau mutlak seperti itu.
Para ahli menemukan bahwa memasak atau menumis dengan minyak sayur memang meningkatkan risiko kanker, tetapi hal ini bisa dicegah dengan menggunakan minyak zaitun.
Bahkan, dengan minyak zaitun, nutrisi di dalam sayuran bisa meningkat.
Proses menggoreng dengan minyak zaitun ditemukan dapat meningkatkan senyawa antioksidannya yang bermanfaat untuk tubuh, dibandingkan dengan proses direbus dengan air.
Profesor Cristina Samaniego Sanchez dari University of Granada di Spanyol mengatakan bahwa menumis dengan minyak zaitun dapat menjadi makanan sehat karena meningkatkan kadar fenolik pada sayuran.
Hal ini penting untuk kesehatan, terutama daya tahan tubuh.
Proses menumis dengan minyak zaitun juga dapat meningkatkan kadar lemak tak jenus dan mengurangi kelembapan sayuran.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Food Chemistry menunjukkan kemampuan minyak zaitun untuk meningkatkan fenol dalam sayuran sehingga menjadi makanan sehat.
Fenol adalah bahan kimia sehat yang bekerja melindungi sel-sel, dan mengurangi risiko kanker, diabetes, dan risiko kehilangan kemampuan melihat karena faktor usia.
Baca Juga: Resep Asinan Buah Kuah Jeruk Enak, Camilan Segar yang Cocok Untuk Lawan Panasnya Siang Hari
Artikel Telah Ditayangkan Di tribunmanado.co.id Dengan Judul,Bahaya, Jangan Bungkus Sayur dan Buah Pakai Plastik, Kandungan Plastik Tidak Baik Bagi Kesehatan
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR