Lada Bukan Hanya Hitam atau Putih
Buliran hitam lada, yang bila diremukkan akan mengeluarkan aroma tajam, seringkali luput dari pengamatan citarasa kita, bagaimana lada hitam terbuat. Sebenarnya lada hitam dan lada putih berasal dari tumbuhan yang sama (Piper nigrum), hanya saja lada hitam berasal dari buah lada hijau yang belum masak kemudian bisa langsung dijemur di bawah sinar matahari atau direbus terlebih dahulu sebelum dijemur.
Sedangkan lada putih dihasilkan dari buah lada yang matang merah di pohon kemudian difermentasi dalam air selama beberapa waktu untuk mengelupas daging dan kulit luar, sehingga hanya menyisakan biji utuhnya. Perbedaan rasa dari lada ini dihasilkan lewat waktu kematangan buah dan cara proses.
Aroma lada hitam jauh lebih berat dan beragam bila dibandingkan dengan lada putih, ini karena masih banyak zat kimia yang menempel di kulit bagian luar buah lada sedangkan rasa lada putih jauh lebih pedas dan menusuk karena proses fermentasi yang terjadi.
Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Deretan Restoran Layak Dikunjungi Saat Imlek di Medan! Lidah Pasti Bahagia
Namun selain Piper nigrum, ada beberapa jenis kerabat lada yang memiliki karakter citarasa yang unik. Sebutlah misalnya Tasmannia lanceolata (mountain pepper) yang merupakan tumbuhan semak asli benua Australia dan tumbuh liar sampai Tasmania. Banyak digunakan di hidangan kari, teman pendamping keju, bahkan untuk campuran minuman alkohol. Ada rasa awal yang manis namun sentuhan pedas menggigit di akhir. Kemudian jauh di Afrika, tepatnya di Ghana, bulir Selim (Xylopia aethiopica) terkenal sebagai salah satu bahan pengganti lada berkat aroma yang menyengat dan memiliki gabungan rasa seperti kemukus dan buah pala. Bulir Selim sering juga diasap untuk dijadikan bahan baluran ikan bakar, dijadikan bumbu dalam sup, atau disangrai bersama kopi.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR