SajianSedap.com – Ibu-ibu di rumah pasti sudah tidak asing lagi dengan bawang bombay.
Jenis bawang yang satu ini memang sering digunakan untuk memasak.
Biasanya bawang bombay dijadikan bahan tambahan atau diolah menjadi camilan seperti onion ring.
Sayuran yang satu ini memang sangat digemari.
Tapi pernahkah Anda membayangkan merebus bawang bombay dan meminum airnya?
Ternyata hal ini sangat menyehatkan.
Bahkan bisa mengobati diabetes.
Anda harus mencobanya mulai sekarang.
Air Rebusan Bawang Bombay untuk Diabetes
Penderita diabetes sekarang dapat bernapas lega.
Tak perlu obat lagi, Anda bisa memanfaatkan bawang bombay.
Dilansir dari Healthline, makan bawang bombay dapat membantu mengontrol gula darah.
Hal ini tentunya sangat penting bagi penderita diabetes atau pradiabetes.
Sebuah penelitian pada 42 orang dengan diabetes tipe 2 menunjukkan bahwa makan 3,5 ons (100 gram) bawang merah segar mengurangi kadar gula darah puasa sekitar 40 mg/dl setelah empat jam.
Selain itu, beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa konsumsi bawang merah dapat bermanfaat bagi kontrol gula darah.
Senyawa spesifik yang ditemukan dalam bawang, seperti senyawa quercetin dan sulfur, memiliki efek antidiabetes.
Misalnya, quercetin telah terbukti berinteraksi dengan sel-sel di usus kecil, pankreas, otot rangka, jaringan lemak dan hati untuk mengontrol regulasi gula darah seluruh tubuh.
Jadi bawang bombay memang sangat bermanfaat untuk mengontrol kadar gula darah.
Anda bisa memanfaatkannya dengan merebus airnya lalu meminumnya saat masih hangat.
Manfaat Bawang Bombay Lainnya
Selain dapat mengontrol gula darah, berikut adalah manfaat bawang bombay lainnya.
1. Melawan sel kanker
Makan sayuran dari genus Allium seperti bawang putih dan bawang bombay telah dikaitkan dengan risiko kanker tertentu yang lebih rendah, termasuk perut dan kolorektal.
Sebuah tinjauan dari 26 penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi sayuran allium dalam jumlah tertinggi memiliki kemungkinan 22% lebih kecil untuk didiagnosis menderita kanker perut dibandingkan mereka yang mengonsumsi paling sedikit.
Selain itu, tinjauan terhadap 16 penelitian pada 13.333 orang menunjukkan bahwa peserta dengan asupan bawang tertinggi memiliki 15% penurunan risiko kanker kolorektal dibandingkan dengan mereka yang asupan terendah.
Sifat melawan kanker ini telah dikaitkan dengan senyawa belerang dan antioksidan flavonoid yang ditemukan dalam sayuran allium.
Bawang juga mengandung fisetin dan quercetin, antioksidan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Kandungan tersebut tentunya sangat baik untuk kesehatan tubuh.
2. Menjaga kesehatan jantung
Bawang mengandung antioksidan dan senyawa yang melawan peradangan, menurunkan trigliserida dan mengurangi kadar kolesterol.
Artikel berlanjut setelah video berikut.
Hal ini ternyata dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Sifat anti-inflamasinya yang kuat juga dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi dan melindungi dari pembekuan darah.
Quercetin adalah antioksidan flavonoid yang sangat terkonsentrasi dalam bawang.
Karena ini adalah anti-inflamasi yang kuat, ini dapat membantu mengurangi faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi.
Bawang juga telah terbukti menurunkan kadar kolesterol.
3. Menguatkan tulang
Meskipun susu mendapat banyak pujian untuk meningkatkan kesehatan tulang, banyak makanan lain, termasuk bawang, dapat membantu mendukung tulang yang kuat.
Sebuah penelitian pada 24 wanita paruh baya dan pascamenopause menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi 3,4 ons (100 ml) jus bawang setiap hari selama delapan minggu telah meningkatkan kepadatan mineral tulang.
Dipercaya bahwa bawang membantu mengurangi stres oksidatif, meningkatkan kadar antioksidan dan mengurangi keropos tulang.
Hal ini tentunya dapat mencegah osteoporosis dan meningkatkan kepadatan tulang.
Anda bisa memanfaatkan bawang bombay untuk menjaga kesehatan tulang.
Artikel ini pernah tayang di Healthline dengan judul 9 Impressive Health Benefits of Onions
Baca Juga: Resep Nasi Lidah Masak Bombay, Inspirasi Menu Rumahan yang Rasanya Juara Banget
Penulis | : | Laksmi Pradipta Amaranggana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR