Sajiansedap.com - Apakah ibadah puasa anda berjalan lancar?
Semua umat Muslim tentu mengharapkan puasa selama sebulan full tanpa bolong.
Bagi yang berpuasa biasanya akan diawali dengan sahur untuk memberikan energi.
Karena kita akan selama 13 jam berpuasa.
Makan sahur itu penting dan tidak dianjurkan untuk dilewatkan.
Bagi anda yang kerap bingung mau sahur apa, pasti memilih yang instan.
Padahal hal tersebut sangat dilarang loh.
Ada bahaya yang bisa mengancam kesehatan.
Berikut ini ulasan lengkap untuk anda.
Baca Juga: Kaum Menteng, Lesser-Known Traditional Foods From Rural Indonesia Get Spotlight They Deserve
Bahaya Makan Instan Saat Sahur
Biasanya orang akan mulai menyiapkan menu sahur sejak malam hari.
Namun ada juga yang memilih cara ringkas mengonsumsi makanan instan untuk sahur.
Sayangnya banyak yang belum menyadari bahaya konsumsi makanan instan saat sahur.
Saat memasuki waktu sahur, banyak orang yang memilih mengonsumsi makanan instan seperti menggoreng nugget, sosis, bakso ataupun mi instan.
Sebab, memasak makanan tersebut tidaklah sulit dan lebih menghemat waktu.
Meski demikian, makanan instan tidak disarankan untuk dikonsumsi ketika Anda sahur.
Menurut Spesialis Gizi Klinik di Rumah Sakit St Carolus Summarecon Serpong, DR dr Yustina Anie Indriastuti, Msc.,Sp.GK, makanan instan tidak memberikan nutrisi yang cukup bagi tubuh.
Baca Juga: Menu Sahur Praktis Seperti Resep Sawi Asin Tumis Sosis Ini Tak Boleh Ragu Untuk Dihadirkan
"Tidak dianjurkan makan makanan instan setiap sahur, karena tidak memenuhi kebutuhan zat gizi sepanjang hari," ujar Yustina saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/4/2022).
Misalnya, dalam satu bungkus mi instan, hanya terkandung kalori sebanyak 190 hingga 200 kkal.
Padahal saat sahur tubuh kita membutuhkan kalori sekitar 450 sampai 500 kkal.
Mi instan mengandung tepung yang mudah diserap sehingga menyebabkan kadar gula cepat turun dan akibatnya membuat tubuh akan lemas maupun cepat lapar selama berpuasa.
Bila asupan mi instan terlalu sedikit, dapat menyebabkan gula darah rendah atau hipoglikemia bahkan seseorang bisa pingsan karenanya.
"Dalam jangka lama tubuh kekurangan zat gizi (seperti) protein, vitamin, mineral dan serat," jelas Yustina.
Alasan konsumsi makanan instan saat sahur tidak disarankan
Dokter Yustina menyampaikan bahwa sahur dengan makanan instan, dapat menyebabkan dampak pada kesehatan, yakni hipoglikemia yang disertai dengan gejala:
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
- Mengantuk
- Konsentrasi menurun
- Munculnya rasa lapar
- Munculnya keringat dingin
- Pandangan mata kabur
- Perut terasa perih
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
Selain itu, dia pun menyarankan agar penderita diabetes tidak mengonsumsi makanan instan saat sahur, karena lebih berisiko mengalami hipoglikemia.
Tips sahur yang baik selama berpuasa
Adapun sahur sebaiknya dilakukan di akhir waktu yang kerap disebut sebagai imsak, dengan makan sesuai porsi, tidak berlebihan, serta kaya akan karbohidrat kompleks, protein, buah, dan sayuran.
Contoh menu sahur yang mengandung kalori sebanyak 450 kkal, antara lain nasi merah ½ gelas, sayur sop ¾ gelas, satu potong ayam panggang ukuran sedang, satu potong tahu kukus, satu potong buah pepaya, dan ½ gelas susu non lemak.
Anda juga bisa memilih makanan yang penyajiannya sederhana seperti roti gandum, pizza, dan makanan lainnya yang banyak dijual di supermarket.
"Menyantap makanan berkuah sangat baik untuk hidrasi tubuh sepanjang hari. Sebelum imsak, minum segelas susu atau jus buah dan air untuk menambah zat gizi dan cairan," imbuhnya.
Kemudian, hindari minum kopi dan teh saat sahur karena bersifat diuretik, yang mengakibatkan seseorang terus buang air kecil sehingga tubuh kehilangan cairan hingga dehidrasi.
"Bagi yg lajang atau tinggal sendiri dapat menyusun menu dengan bahan yang tidak repot penyajiannya, (misalnya) nasi goreng, telur rebus atau dadar, tumis sayur sesuai selera," tutur Yustina.
Agar lebih mudah, Anda dapat menyiapkan bahan-bahan makanan setengah jadi untuk tumis sayuran atau ayam panggang yang bisa dihangatkan ke microwave.
Minum susu saat sahur juga disarankan bagi Anda yang tidak memiliki alergi atau intoleransi laktosa.
"Bagi yang berkeluarga bisa berbagi tugas antar anggota keluarga yakni ibu, bapak dan anak-anak dan anggota keluarga lain. Kalau sahur bersama-sama kan lebih asyik," tutupnya.
Makanan untuk Penderita Diabetes Saat Puasa
Mulailah berbuka puasa dengan makanan yang kaya akan karbohidrat sederhana dan dapat diserap dengan cepat oleh tubuh.
Anda bisa memanfaatkan 1-2 buah kurma atau susu.
Kemudian, ambil karbohidrat kompleks seperti beras merah.
Untuk sahur, konsumsilah karbohidrat yang lebih kompleks seperti sereal gandum utuh, roti gandum utuh, atau sayuran dalam makanan sahur dan konsumsilah selambat mungkin agar bisa menjalani hari.
Karbohidrat kompleks memiliki indeks glikemik rendah karena membutuhkan lebih banyak waktu untuk dicerna, diserap, dan dicerna sehingga membuat kita kenyang untuk waktu yang lama.
Pilih protein tanpa lemak seperti ikan, tahu, dan kacang-kacangan karena mereka memberi energi.
Kita dapat memilih susu rendah lemak, yoghurt yunani polos, keju cottage.
Segelas susu atau buah sebelum tidur akan menjaga kadar gula hingga sahur.
Minum banyak air dan minuman bebas gula sepanjang malam dan hindari minuman berkafein yang meningkatkan rasa haus.
Tambahkan salad ke makanan untuk meningkatkan asupan serat.
Sertakan banyak buah dan sayuran segar dengan kandungan air yang tinggi.
Masak makanan Anda dalam minyak zaitun yang merupakan sumber energi yang baik.
Selain itu, minyak zaitun juga meningkatkan jumlah kolesterol baik dalam tubuh.
Nah itu dia cara agar menjaga gula darah saat puasa.
Gampang banget kan?
Semoga bermanfaat ya, Sase Lovers.
Baca Juga: Resep Tumis Taoge Keputren, Menu Sehat Untuk Ide Pelengkap Menu Sahur Hari Ini
Artikel telah ditayangkan di gridfame dengan judul, Kelihatannya Praktis Tapi Bikin Celaka! Jangan Coba-Coba Sahur Pakai Makanan Instan Jika Tak Mau Hal Buruk Ini Terjadi
5 Cara Aman Hilangkan Panu di Kulit, Gak Perlu Obat Tetes yang Rasanya Panas saat Dipakai
Source | : | gridfame |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR