Nasi Becek memiliki akar sejarah yang kuat di daerah Jawa Timur, khususnya di Nganjuk.
Diketahui hidangan ini mulai ada sejak zaman Belanda sekitaran tahun 1915 dengan nama "De trieste rijst" yang kemudian dikenal menjadi makanan khas Nganjuk sejak tahun 1940.
Nama "becek" lalu digunakan mengacu pada keadaan nasi yang terasa lembek atau sedikit basah karena diberi bumbu khusus yang membuatnya berbeda dari nasi biasa.
Meskipun nama dan tampilannya mirip dengan soto daging, nasi becek memiliki perbedaan signifikan dalam penyajiannya.
Soto daging adalah hidangan berkuah yang biasanya disajikan dengan potongan daging, sedangkan Nasi Becek adalah nasi yang disiram dengan kuah bumbu khusus yang kental.
Soto daging cenderung memiliki komponen lain seperti irisan telur, tomat, dan potongan daging, sementara nasi becek fokus pada nasi yang diberi kuah kental.
Kebetulan, walaupun namanya mirip, sayur becek dari Grobogan berbeda secara signifikan dengan nasi becek Nganjuk.
Sayur Becek adalah hidangan sayuran dengan kuah yang cenderung lebih encer dan beragam sayuran seperti kacang panjang, tauge, dan tempe.
Meskipun keduanya memiliki nama yang serupa, kedua hidangan ini memiliki komposisi dan cita rasa yang berbeda, menunjukkan kekayaan variasi kuliner di berbagai daerah di Jawa Timur.
Meski dari Jawa Timur, nasi becek dikenal dengan cita rasa manis khas kuliner Jawa Tengah.
Bumbu yang digunakan seringkali terdiri dari gula merah, santan, serai, dan berbagai rempah-rempah lain yang memberikan rasa yang unik dan membedakannya dari hidangan sejenis di daerah lain.
Baca Juga: Fakta Menarik Naniura, Sajian Ikan Mentah Khas Batak yang Disajikan dengan Rempah Andaliman
Rasanya yang manis memberikan sentuhan khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pencinta kuliner tradisional.
Nasi becek khas Nganjuk, meskipun serupa namanya dengan hidangan-hidangan lainnya, memiliki karakteristik dan cita rasa yang unik.
Dengan sejarah yang kental, perbedaan dalam penyajian dengan hidangan lainnya, serta cita rasa manisnya yang khas, hidangan ini menjadi salah satu dari banyak kekayaan kuliner yang menghiasi ragam kuliner Jawa Timur.
*Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence (AI)).
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR