SajianSedap.com - Nasi menjadi makanan yang sering dikonsumsi.
Belum makan jika belum makan nasi adalah kebiasaan warga Indonesia.
Hal ini karena orang Indonesia menganggap nasi adalah komponen wajib tiap kali makan.
Padahal, berdasarkan pedoman gizi, nasi sebetunya bukan komponen wajib.
Makanan ini bisa diganti dengan karbohidrat lain.
Kalaupun tak diganti, jumlahnya bisa dikurangi cukup banyak.
Jika tak makan nasi, lalu apa saja penggantinya?
Lemak juga merupakan sumber energi alternatif.
Kita boleh saja mengganti sedikit karbohidrat dengan sedikit lemak.
Asalkan caranya tepat, lemak tak akan menjadi sumber masalah.
Syarat pertama, pemilihan lemaknya harus tepat.
Misalnya, sesekali mengganti nasi dengan buah alpukat.
Buah ini banyak mengandung lemak baik yang bermanfaat menetralkan lemak jahat.
Syarat kedua, kita mengimbanginya dengan aktivitas fisik ringan yang durasinya panjang, misalnya berjalan kaki selama lebih dari 30 menit.
Aktivitas seperti ini merangsang tubuh dalam memanfaatkan lemak sebagai sumber energi.
Dengan cara ini, makan makanan bersantan pun tak akan membahayakan.
Baca Juga: Iseng Buang Nasi Basi Di Dekat Tanaman, Besok Pagi Pasti Syok Lihat Kebun Depan Rumah
Air tak hanya akan mencukupi kebutuhan cairan dan elektrolit.
Air akan memenuhi lambung kita sehingga bisa mengurangi efek lapar.
Memang efek antilaparnya tak bisa lama seperti serat karena air mudah diserap dan hilang dari lambung.
Tapi setidaknya air bisa mengurangi konsumsi karbohidrat dalam jangka pendek.
Mengonsumsi air tentu tak harus selalu dalam bentuk air putih.
Sebagai alternatifnya, air bisa kita masukkan ke dalam menu makan besar, misalnya dalam bentuk kuah.
Jika kita makan semangkuk sup yang berisi aneka sayuran, kentang, daging ayam plus kaldu, dengan kuah cukup banyak, kita hampir tak perlu nasi untuk merasa kenyang.
Gizinya sudah komplet. Kalaupun perlu nasi, jumlahnya tentu beberapa sendok saja.
Ketika kita minum segelas air kelapa muda, misalnya, cairan akan mengisi lambung dan meredakan haus sekaligus lapar.
Kalaupun setelah itu kita makan, lambung sudah terisi air sehingga kita lebih cepat kenyang.
Pada umumnya kita makan dengan cara makan orang lapar.
Baca Juga: Bukan Mi Instan Atau Frozen Food, Di Daerah Ini Orang-orang Makan Nasi Kapau Sebagai Menu Sahur
Makanan dicampur, hap, masuk mulut, kunyah, telan, selesai.
Kita jarang sekali menikmati makanan dengan pelan-pelan penuh kesadaran seperti sedang mengamati rasanya.
Bila kita makan dengan cara cepat, lambung kita mungkin saja sudah terisi, tapi otak kita masih merasa lapar.
Hal ini wajar terjadi karena lambung butuh waktu sekitar belasan menit untuk mengganti sinyal lapar menjadi sinyal kenyang yang akan dikirim ke otak.
Agar lebih kenyang, kita bisa menikmatinya pelan-pelan.
Sesendok demi sesendok, sambil kita cermati betul rasanya.
Kuahnya saja lalu sayurannya saja, kemudian ayamnya saja.
Semua dikunyah sampai lumat sambil memberi kesempatan kepada lambung untuk mengubah sinyal lapar menjadi sinyal kenyang.
Cara ini sekaligus akan membuat lidah kita lebih peka terhadap rasa dan kualitas bahan pangan.
Semoga informasinya bermanfaat, ya Sase Lovers.
Baca Juga: Resep Fusilli Ikan Sardine Pedas, Menu Makan Malam Pengganti Nasi yang Sedap Dan Bikin Kenyang
KOMENTAR