Serabi yang dikenal secara umum biasa dibuat dari adonan tepung beras (gandum), air kelapa (santan dan sebagainya), dan ragi yang kemudian dimasak di atas arang dan dimakan dengan kuah gula jawa bercampur santan.
Sementara itu jaje laklak lebih bervariatif dengan beragam warnanya dari putih, hijau, serta pink/merah, dimana warna kue itu berasal dari pewarnaan alami yaitu berasal dari air daun pandan yang dicampurkan kedalam adonan atau warna merah yang berasal dari buah naga.
Saat ini juga berkembang varian jaje laklak menggunakan daun kelor.
Daun kelor yang dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan ini digunakan sebagai campuran untuk bahan pewarna laklak.
Jadi laklak hijau yang banyak terdapat sekarang tidak hanya dari pewarna daun suji, melainnya dari daun kelor yang dihancurkan dan dicari airnya.
Untuk pembuatannya, adonan jaje laklak dicetak menggunakan cetakan serabi tanah liat. Setelah matang, jaje laklak akan berlubang-lubang dibagian permukaannya.
Tempat pembuatannya pun masih tradisional, itulah yang membuat rasa kue ini sangat khas dan pastinya terasa alaminya. Api yang digunakan masih menggunakan kayu bakar.
Sementara dari segi topping biasanya jaje laklak dinikmati dengan gula merah dan tambahan taburan kelapa parut.
Jaje laklak dapat Anda temui di berbagai daerah di Bali. Salah satu yang cukup terkenal adalah Warung Laklak "Laku 168".
Warung tersebut berlokasi di Tukad Sanghyang No.7, Panjer, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Baca Juga: Resep Nasi Liwet Daun Pepaya, Kuliner Nusantara Dengan Perpaduan Rasa Tak Biasa