Spesial Saji-Sedap, Kuliner Manado Bukan Cuma Ikan Rica-rica, Cicipi Juga 4 Kuliner Sedap dari Belut Woku sampai Ayam Tuturga
SajianSedap.com - Kali ini kita berkunjung sekaligus mencicipi beberapa menu khas Manado.
Selain keindahan baharinya yang menakjubkan di Pulau Bunaken dan Siladen, Manado juga punya daya tarik kuliner yang tak kalah dahsyat.
Soal ikan bakar rica-ricanya, tentu Anda sudah tak asing lagi.
Namun masih banyak menu lain yang tak kalah lezat dan patut Anda coba.
Apa saja? Ayo kita kunjungi semuanya.
1. RM Puncak Manado
Jl. Tanjung Batu No. 1
Telp (0431) 866581
Bersantap di tepi pantai Manado tentu mudah dilakukan. Maklum saja, di sepanjang Jl. Boulevard, terdapat beberapa pantai yang direklamasi menjadi pusat perbelanjaan plus tempat makan. Namun menikmati keindahannya dari ketinggian tentu lebih spesial lagi. Dan di Manado, hanya dari rumah makan inilah pemandangan itu terlihat. Keindahan yang terbentang begitu eksotis, apalagi saat mentari mulai terbenam dengan semburat warna oranye di kejauhan. “Hanya di Puncak Manado kita bisa menikmat pemandangan kota Manado dari ketinggian,” terang Mari Pangemanan (44), pengelola rumah makan ini.
Untuk menunya, Puncak Manado punya satu sajian istimewa yang tak ada di restoran lain. Namanya sogili woku. Masakan woku biasanya menggunakan ikan mas atau gurami. Namun di sini, bahannya diganti dengan belut alias sogili dalam bahasa setempat. Belut yang sudah dipotong-potong lalu diberi bumbu woku yang berwarna kuning, kemudian dibungkus daun woka. Daun woka bentuknya seperti janur namun melebar. Saat digunakan membungkus sogili, bentuknya seperti jantung pisang. Setelah itu sogili woku dipanggang sampai matang. Rasanya mantap betul. Daging belut yang lembut dan lezat meresapi bumbu woku yang wangi dan gurih. Menu seharga Rp 75 ribu ini patut dicoba. Kalau tak suka belut, tenang saja, masih ada gurami woku daun yang tak kalah lezat.
Untuk sayurnya, tersedia sayur gedi khas Manado. Sajian ini menggunakan daun gedi yang berpucuk lima. Bahannya segar karena ditanam dan dipetik langsung dari halaman restoran. Modelnya mirip dengan sayur bening, berisi daun gedi, serai, balakama (kemangi), daun kunyit, daun bawang, tomat, daun jeruk, dan lemon cui. Bisa juga ditambahkan ikan roa atau cakalang fufu. Rasanya sudah pasti segar.
Rumah makan 2 lantai ini mengambil desain seperti rumah adat Minahasa, namun dalam bangunan modern. Ciri khasnya berupa 2 buah tangga yang saling berhadapan. Kapasitasnya mencapai 200 pengunjung dengan fasilitas AC, VIP room, dan live music. Dengan menu istimewa dan pemandangan spesial, tak heran rumah makan ini jadi favorit para pejabat dan artis ketika berkunjung ke Manado. Puncak Manado melayani pelanggan mulai pukul 11.00 – 23.00.
2. RM Danau Tondano
Jl. Raya Tondano – Remboken
Hp 081340074000
Kalau ke Manado, sempatkanlah berkunjung juga ke Tondano yang kondang dengan danaunya yang indah dan dingin. Maklum saja, Tondano memang berada di dataran tinggi sehingga udaranya sejuk. Apalagi dengan pemandangan danau menghijau yang teduh menjadikan Tondano salah satu tujuan wisata utama di Manado. Jaraknya sekitar 40 kilometer dengan jarak tempuh sekitar 1 jam saja dengan kendaraan.
Di tepi danau, terdapat beberapa rumah makan apung yang menawarkan menu khas yang didapatkan dari Danau Tondano, seperti ikan mujair, ikan mas, ikan nike, hingga kolobi (sejenis siput). Di rumah makan ini, ikan mas dan mujair disimpan dalam kolam jaring di bawah restoran. Jadi terjamin kesegaran ikannya.
Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Review 4 Bakso Paling enak Se-Jabodetabek, Pencinta Bakso Wajib Banget Coba!
Ikan diolah dengan beberapa menu bakar rica, goreng, woku, atau kuah asam. Tentu saja favoritnya woku dengan kombinasi bumbu tomat, kemiri, kunyit, daun bawang, dan daun jeruk. Bumbunya yang berwarna kuning dan gurih meresap hingga ke dalam daging ikan. Harganya berkisar antara Rp 15 ribu – Rp 21 ribu tergantung ukurannya.
Tersedia juga menu khas Tondano, perkedel nike. Menu ini dibuat dari ikan nike, sejenis ikan yang sangat kecil dari Danau Tondano. Ikan-ikan ini diberi bumbu, sedikit tepung, lalu digoreng. Rasanya gurih dan renyah. Ada juga perkedel milu alias perkedel jagung yang tak kalah enak.
Untuk sayurnya, ada tumis pakis bunga pepaya yang gurih, segar, dengan semu pahit yang agak pudar. Cukup ditebus Rp 6.500, sayur ini sudah bisa Anda nikmati.
Ada juga kolobi yang dimasak woku. Kolobi adalah sejenis siput yang hidup di Danau Tondano. Dagingnya kenyal, khas hewan bercangkang. Menu ini tak kalah gurih dalm balutan bumbu woku.
Rumah makan ini menggunakan perpaduan bangunan semi permanen dan rumah panggung berbahan kayu, khususnya untuk view yang menghadap ke danau. Di bawahnya kita bisa melihat jaring-jaring penyimpanan ikan. Rumah makan berkapasitas lebih dari 300 pengunjung ini buka mulai pukul 10.00 – 18.00 saja. Agar pesanan tak lama dibuat, sebaiknya lakukan pemesanan terlebih dulu, terutama bagi Anda yang datang secara berombongan.
3. RM Heng Mien
Jl. Raya Manado – Tomohon (Tinoor)
Telp (0431) 355667
Selepas dari Tondano menuju kembali ke Manado, Anda akan melewati kota Bunga Tomohon. Kota ini suasananya juga cukup sejuk dan di sepanjang jalan terlihat berderet-deret petani bunga yang menjajakan tanamannya. Itulah mengapa Tomohon juga dijuluki Kota Bunga.
Di Tomohon, khusunya di daerah Tinoor, ada beberapa rumah makan yang menjajakan menu khas Minahasa. Salah satunya Rumah Makan Heng Mien yang letaknya ada di sisi kanan jalan jika Anda datang dari arah Tondano. Sebaliknya, posisinya ada di kiri jalan jika datang dari arah Manado. Selain menunya yang khas, kedai ini juga punya aturan yang unik, dan sudah pasti menyenangkan pelanggannya. Setiap pengunjung cukup membayar Rp 16 ribu per orang dan boleh makan sepuasnya semua sajian yang dihidangkan di meja. Wah, asyiknya! “Memang sejak dulu kami memberlakukan harga yang sama untuk satu orang,” jelas Cindy (26), putri Ny. Nourma, pemilik rumah makan ini.
Soal menu, tersedia lebih dari 20 jenis yang disediakan. Di antaranya ayam kari (tuturuga), sate ayam pedas, renga (siput sawah), ayam rica-rica, ikan woku, cakalang fufu (asap), sayur tahu/tempe, sayur campur, sop, hingga acar timun dan wortel. Tersedia juga menu non halal seperti sate babi, babi rica, tinoransak (masak cabai hijau), dan lobak (babi kecap). Ada juga paniki woku alias kelelawar. Kalau yang ini harus membeli terpisah, tidak termasuk paket yang Rp 16 ribu tadi. Harganya Rp 35 ribu seporsi.
Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Tips Antigagal Membuat Bola Ubi Kopong Ala Pedagang!
Semua menu disajikan langsung ke meja yang Anda pilih. Puluhan piring diatur layaknya di rumah makan padang. Bedanya, di sini semua boleh dihabiskan tanpa membayar lebih.
Uniknya, di sini nasi tidak disajikan begitu saja di piring atau wadah nasi, melainkan dibungkus seperti timbel ala sunda. Bedanya, daun pembungkusnya tidak menggunakan daun pisang, melainkan disebut daun nasi. Bentuknya mirip daun kunyit dengan cara membungkus yang unik, mirip buras ala Makassar.
Rumah makan yang berdiri sejak tahun 1995 ini melayani pelanggannya mulai pukul 10.00 – 22.00. Heng Mien kerap menjadi tempat persinggahan untuk bersantap dalam perjalanan dari Manado ke Tomohon, atau sebaliknya. Kapasitasnya cukup besar dan mampu menampung hingga lebih dari 60 orang.
4. Wisata Tinutuan Wakeke
Kios Pelangi
Jl. Wakeke No. 3. Telp (0431) 861194
Warung Lidya
Jl. Wakeke No. 16. Telp (0431) 3314871
Bubur manado memang salah satu menu khas yang banyak penjualnya. Namun namanya makin melambung ketika nama bubur ini dijadikan moto resmi Kota Manado sejak tahun 2004, menjadi Manado Kota Tinutuan.
Sejak tahun itu pula, kawasan di sepanjang Jl. Wakeke dinobatkan sebagai kawasan Wisata Tinutuan. Jalanan sepanjang kurang lebih 1 kilometer ini memang dipenuhi oleh penjaja tinutuan yang memanfaatkan rumah atau bangunan menjadi kedai atau rumah makan. Hampir semua menunya sama, yaitu tinutuan nan lezat.
Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Tips Membuat Rempeyek Super Gurih, Renyah dan Tipis
Bubur ini dibuat dari beras, jagung, singkong, buah labu, kangkung, bayam, dan daun kemangi. Karena pengaruh buah labu, warna bubur ini cenderung kuning atau oranye. Selain itu bubur nasinya juga tak terlalu dominan karena tenggelam dalam keramaian sayuran di dalamnya. Tak hanya lezat, bubur ini juga dijamin menyehatkan karena mengandung banyak sayuran yang kaya serat. Bubur tinutuan tidak padat teksturnya. Cenderung lebih cair, namun tekstur berasnya tidak sampai hancur. Rasanya lezat dan gurih.
Sebagai teman makan, bubur ini biasanya disajikan dengan sambal roa, ikan asin, atau yang paling khas adalah perkedel nike. Perkedel ini dibuat dari ikan nike, yaitu ikan yang sangat kecil dan hidup di air tawar, khususnya Danau Tondano. Perkedel ini selalu menjadi teman bersantap bubur tinutuan, bersama perkedel milu alias jagung. Rasanya gurih sekali.
Selain tinutuan, beberapa rumah makan juga menambahkan variasi menu lain berupa mi ayam, mi cakalang kuah, mi goreng cakalang, hingga nasi goreng roa. Mi cakalang kuahnya patut dicoba. Disajikan bersama irisan tipis sayur kol, suwiran daging cakalang yang melimpah, lalu ditaburi bawang goreng cukup banyak. Kuahnya gurih dengan kaldu ikan cakalang segar. Menu ini disajikan dengan acar lobak super pedas yang jadi sandingannya.
Ada banyak kedai dan rumah makan yang bisa Anda pilih sesuai selera. Misalnya, yang bergaya rumah makan ada Kios Pelangi atau Dego-Dego. Sedangkan yang bergaya rumahan ada Warung Lidya. Rata-rata kedai di Wakeke buka mulai pukul 06.00 karena umumnya banyak pelanggan yang hendak sarapan. Sementara tutupnya bervariasi mulai pukul 14.00 – 17.00. Nah, selamat menikmati lezatnya kuliner Manado.
Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Trik Antigagal Bikin Pempek Kenyal, Lembut dan Enak yang Pasti Disuka Keluarga
Kunjungi juga :
Ikan Bakar Kalasey
Sepanjang Jalan Pantai Kalasey
Lokasi pantai ini terletak di sebelah barat Kota Manado dan sudah puluhan tahun menjadi pusat ikan bakar di Manado. Ikan yang dibakar dijamin segar karena hasil tangkapan nelayan setempat yang menambatkan perahunya di pantai ini. Anda bisa memilih kedai atau rumah makan yang menawarkan view pemandangan laut, pulau Bunaken, dan kota Manado Tua. Sajian ikan bakarnya lezat dan tidak basah. Aroma pengasapannya terasa kuat. Ikan bakar disajikan bersama sambal rica dan tumis kangkung yang renyah.
Nasi Kuning Saroja
Jl. Diponegoro No. 9. Telp (0431) 851590.
Di Manado, menu nasi kuning juga kerap dipilih sebagai menu sarapan, seperti bubbur tinutuan. Menu ini konon berasal dari masyarakat Jawa Timur yang menetap dan menjual menu ini di Manado. Namun mengalami modifikasi lauk-pauk sesuai kebiasaan masyarakat Manado. Seporsi menu, berisi nasi kuning, lalu diberi abon cakalang rica, semur daging, dan kentang, lalu ditambah kering kentang, kering ubi jalar, dan telur rebus, serta taburan bawang goreng. Rasanya lezat dan dominan pedas pada lauknya, sesuai selera Manado
Danau Tondano
Danau ini merupakan salah satu daya tarik wisata di Manado. Letaknya di di Tondano, sekitar 40 kilometer dari Manado. Danau Tondano berada di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut, sehingga tergolong dataran tinggi. Tak heran udaranya terasa sejuk dengan pemandangan danau seluas 4.278 hektar dengan perbukitan yang mengelilinginya. Kawasan wisata ini kerap menjadi tujuan wisatawan yang ingin bersantai di dekat alam yang asri. Danau ini juga penghasil ikan air tawar yang cukup besar, termasuk ikan nike yang kerap dijadikan menu perkedel nike untuk bersantap bubur tinutuan.
Wisata Bahari
Pulau Bunaken dan Siladen
Nama Bunaken tentu sudah tersohor sebagai salah satu surga bawah laut. Kegiatan seperti snorkeling dan diving jadi menu utama di sini. Selain Bunaken, sebenarnya terdapat satu lagi spot menarik untuk dijelajahi, yaitu di Pulau Siladen. Pula ini berada di sebelah Bunaken dan menyimpan pesona bahari, biota laut, dan terumbu karang yang eksotis. Pesonanya tak kalah dengan Bunaken. Untuk menuju kedua pulau ini kita dapat menumpang kapal kecil yang bisa disewa sehingga Anda bisa menjelajah aneka pulau kecil di sekitarnya.
Baca Juga: Spesial Saji-Sedap, Intip 6 Metode Membentuk Kue Kering yang Selama Ini Mungkin Tak Terpikirkan
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR