SajianSedap.com - Keju adalah produk makanan yang dibuat dari susu yang telah difermentasi dan diolah.
Proses pembuatan keju dimulai dengan pemanasan susu, penambahan zat pengental seperti rennet atau asam, dan fermentasi oleh bakteri.
Proses ini mengubah susu menjadi gumpalan padat yang disebut dadih atau curd.
Dadih kemudian diproses lebih lanjut dengan memisahkan whey (cairan) dari massa padatnya, yang kemudian diolah dan difermentasi lebih lanjut sesuai dengan jenis keju yang diinginkan.
Ada banyak jenis keju dengan karakteristik yang berbeda, termasuk tekstur, rasa, aroma, dan warna.
Beberapa contoh jenis keju termasuk cheddar, mozzarella, parmesan, gouda, brie, dan blue cheese.
Keju bisa dikonsumsi langsung, digunakan sebagai bahan dalam berbagai hidangan, atau sebagai pelengkap dalam sajian.
Namun melansir dari Science Friday, ada kabar buruk bagi para pecinta Camembert dan brie di luar sana.
Menurut Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis , beberapa keju lunak yang disukai berisiko punah.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kurangnya keragaman mikroba pada strain jamur yang digunakan untuk membuat Camembert dan bries.
Baca Juga: Cara Masak Makanan Sahur yang Hemat Gas Sampai Sebulan Penuh, Bagian Ini Jadi Rahasianya
Seperti banyak makanan lainnya, konsumen mengharapkan keju yang mereka beli konsisten dari waktu ke waktu.
Namun ada kelemahan dari keseragaman ini—strain mikroba Penicillium yang digunakan untuk membuat keju ini tidak dapat bereproduksi secara seksual, sehingga harus dikloning.
Artinya, mikroba tersebut tidak tangguh dan rentan terhadap kesalahan genom.
Selama bertahun-tahun, P. camemberti mengalami mutasi yang membuatnya semakin sulit untuk dikloning, yang berarti semakin sulit untuk menciptakan brie yang kita kenal dan sukai.
Keju camembert sudah ada sejak abad ke-18.
Konon keju ini pertama kali dibuat oleh seorang wanita Normandia bernama Marie Harel yang mendapatkan tip dari seorang pendeta buronan dari Brie, salah satu pusat pembuatan keju Perancis.
Keju camembert tercipta karena adanya jamur yang Bernama Penicilium Camembert, jamur ini digunakan dalam pembuatan keju camembert.
Jamur ini dapat membuat keju ini memilik lapisan kulit putih, membantu mengembangkan rasa umami mentega yang kaya dan menimbulkan aroma seperti kaus kaki yang tidak dicuci.
Penicilium Camemberti mengalami masalah reproduksi yang sebagian besar disebabkan oleh metode produksi industri.
Seperti dikutip CNN Travel dari penelitian para ilmuwan Paris di Universitas Saclay.
Dahulu, keju camembert dan yang serupa seperti brie disimpan di ruang kering serupa goa bernama haloirs.
Dari proses penyimpanan ini akan muncul semacam garis kuning atau kadang kuning kecoklatan.
Seratus tahun belakangan, proses ini tergantikan dengan Penicillium camemberti yang memberikan efek putih pada bagian luar keju.
Sayangnya, tidak seperti jamur yang hidup di gua, para peneliti menemukan bahwa Penicillium camemberti memiliki keragaman genetik yang sangat rendah dan penurunan kapasitas untuk bereproduksi.
Karena itu jenis keju ini dikabarkan bakal punah jika hal ini terjadi.
Apakah Anda sudah pernah mencobanya?
Source | : | Science Friday |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR