Badak, Minuman Kebangaan Orang Medan
Di jalan Pematang Raya No. 3, Pematangsiantar, Sumatera Utara, lah kita bisa melihat jejak-jejak sejarah Minuman Bersoda Cap Badak yang tak hilang sampai saat ini.
Ada 2 jenis minuman berkarbonasi merek Cap Badak yang sampai kini masih lestari, yakni rasa sarsaparila dan kola.
Manager Pemasaran Cap Badak, Panggabean, mengatakan, minuman ini awalnya diproduksi warga Swiss, Heinrich Surbeck, seorang sarjana teknik kimia dan koletor hewan kering serta tumbuhan.
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Nasi Uduk, Kuliner Khas Betawi yang Dimasak Dengan Cara Unik
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Soto Betawi Merupakan Kuliner Legendaris Dari Jakarta
Ia mendirikan pabrik NV Ijs Fabriek Siantar pada 1916.
Seiring waktu dan berpindahnya kepemilikan, nama pabrik berubah jadi PT Pabrik Es Siantar.
Semula, pabrik ini memproduksi minuman bersoda dan es batu.
Alasannya, kondisi air yang bersih di Pematangsiantar di masa itu cocok dibuat menjadi es batu.
Di masa silam, Surbeck sempat mengembangkan varian rasa selain kola dan sarsaparila, yakni rasa anggur dan jeruk.
Namun kata Panggabean, yang paling disukai varian rasa sarsaparila yang memang unik di lidah.
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Nasi Uduk Spesial, Hidangan Khas Betawi yang Kaya Akan Aroma
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Ketoprak, Kudapan Nikmat Khas Betawi yang Wajib Dicoba
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR