Jadi #KemilauKulinerIndonesia di Restoran Padang, Ternyata Ini Alasan Kenapa Ayam Pop Disajikan Tanpa Kulit!
SajianSedap.com - Kalau makan ke restoran Padang, menu apa yang selalu Anda pesan?
Pasti deretannya panjang mulai dari rendang, ayam bakar, gulai otak, gulai sengkel dan masih banyak lagi.
Ya, tiap kali makan ke Restoran Padang, kita memang tak mungkin memesan hanya satu jenis lauk saja.
Rasanya, hampir semua makanan yang tersaji di depan mata ingin kita cicipi bukan?
Mungkin itulah hebatnya marketing Restoran Padang.
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Nastar Gulung Keju, Kuliner Khas Lebaran Pilihan Keluarga
Hanya dengan menaruh tumpukan piring berisi lauk di atas meja, kita otomatis jadi lapar mata!
Nah, dari sekian banyak menu di restoran Padang yang begitu menggiurkan, ayam pop jadi salah satu yang terfavorit.
Ayam dengan bumbu yang terserap sempurna tersebut menjadi pilihan favorit banyak orang.
Namun, pernahkah Anda bertanya, kenapa ayam tersebut diberi nama pop dan kenapa selalu disajikan tanpa kulit?
Mengulik Sejarah Ayam Pop dari Restoran Asalnya
KompasTravel dalam perjalanan Ekspedisi Jalur Rempah di Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu (29/4/2017) berkesempatan mengunjungi Restoran Family Benteng Indah.
Konon rumah makan ini adalah tempat cikal bakal ayam pop yang kini jadi #KemilauKulinerIndonesia.
"Rumah makan ini sudah lama, dari tahun 1950-an. Iya, memang ayam pop awalnya dari Family Benteng Indah ini," kata Thamrin, pekerja di restoran Family Benteng Indah dari tahun 1973.
Thamrin mengatakan resep ayam pop bermula dari atasannya atau pemilik Restoran Family Benteng Indah.
Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Nastar Kacang Manis Ini Punya Rasa yang Unik Begitu Digigit
"Jadi awalnya kami jualan ayam goreng kering. Suatu hari pesanan ramai sekali akhirnya dibuat oleh bos saya macam ayam pop ini. Sengaja atau tidak sengaja saya tidak tahu," kata Thamrin.
Ayam pop di Restoran Family Benteng Indah kenyataanya berbeda dengan ayam pop di rumah makan khas minang lainnya.
Di sini ayam tak digoreng garing.
Kata Thamrin, ayam pop versi mereka adalah direbus dahulu baru digoreng sangat sebentar.
Sehingga ayam pop masih bewarna putih, namun dengan tekstur bagian kulit luar yang lebih keras.
Kulit tersebut sama sekali tak garing.
Lantas mengapa nama ayam tersebut kemudian disebut "pop"?
"Kalau itu sebenarnya saya juga kurang jelas, mungkin pop adalah singkatan populer," kata Thamrin.
Kenyataanya ayam goreng versi baru alias ayam pop pada zaman kemunculannya begitu populer.
Banyak orang keturunan China yang bermukim di Bukittinggi dan sekitarnya gemar menyantap ayam tersebut.
Sebab, kata Thamrin, hidangan ayam di Restoran Family Benteng Indah yang bewarna putih mirip ayam rebus menjadi kesukaan orang China.
Kenapa Tidak Pakai Kulit?
Ya, ayam pop memang terkenal dengan tampilannya yang putih dan tiudak digoreng.
Tapi sadarkah Anda kalau ayam pop selalu disajikan tanpa kulit?
Ya, ternyata di kota asalnya pun demikian.
Ayam pop memang selalu disajikan tanpa kulit.
Ternyata, hal ini bermula dari kebiasaan orang Minang sejak dulu yang sering memasak ayam tanpa kulitnya.
Bahkan, di pasar tradisional di Sumatera Barat, ayam potongnya pun dijual dalam keadaan tak berkulit.
Jadi, pedagang sudah menguliti kulit ayam sebelum menjajakannya.
Tapi, walau tanpa kulit, rasanya masih sangat enak dan gurih, lo.
Soalnya ayam pop dimasak dalam santan kental dan air kelapa.
Jadi, rasanya dijamin gurih dan manis sampai ke tulang.
Enak banget.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Asal-usul Ayam Pop Khas Minang"
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR